Apakah Merauke akan menjadi Hakal-Dama atau “Aceldama’, yang berarti ‘Sebidang Tanah Darah’ akibat pembacokan yang sudah ‘tidak dapat teratasi’? Dari hari ke hari, group-group WA terus dibanjiri dengan kasus pembacokan atau penikaman yang dilakukan oleh orang-orang yang memang dapat dikatakan ‘sengaja’ melakukan pembacokan agar mereka menjadi tenar dan cari panggung. Sayangnya, orang-orang tersebut setelah melakukan perbuatan bejatnya, sangat lamban untuk ditangkap oleh pihak yang berwenang.
Alhasilnya, gempuran berita (text, foto dan video) terus dibagikan oleh orang-orang lewat berbagai digital platform yang memberikan konfirmasi bahwa telah terjadi penikaman atau pembacokan.
Para pelaku ini tidak segang-segang untuk penebas parangnya ke siapa saja yang ia temui di jalan raya, lorong entah siang ataupun malam hari. Kejadian di Kuda mati tiba-tiba harus terulang lagi, korbannya adalah orang Papua sendiri.
Siang ini, kita kembali dikejutkan dengan pembacokan terjadi dan menimpa seorang ibu-ibu di mopah lama, Gang Pengharapan. Sakit dan sedih melihat orang-orang yang tak berdosa ini menjadi korban atas kebiadaban orang tak dikenal itu.
Sebagaimana tulisan saya pada beberapa bulan terkait “Merauke Rawan Sajam” sepertinya tidak berpengaharuh apa-apa baik kepada para pelaku maupun pihak yang berwenang. Semua melakukan pekerjaan mereka seperti bussiness as usual. Pendekatan keamanan pun seperti bussiness as usual atau ya lakukan seperti yang sudah-sudah tanpa ada sebuah terobosan ataupun upaya prefentif agar kasus-kasus penikaman atau pembacokan tidak semakin merajalela.
Mungkinkah Merauke akan menjadi Hakal-Dama atau tanah darah orang-orang tidak berdosa akibat perbuatan orang-orang bejat. Ataukah demi mempertahankan diri dan nyawa, maka setiap orang harus membawa sajam sebagai bentuk pertahanan dirinya? Dimanakah para aparat keamanan yang membanjiri kota Merauke ini? Ataukah mereka sementara sibuk dengan urusan PSN sehingga urusan keamanan hanya menjadi tanggungjawab POLRI saja. Dimana kerja-kerja kolaborasi dalam rangka preventif untuk menjamin kehidupan masyarakat aman dan nyaman? oh Tuhan, semua hanya tinggal diam dan tidak mau melakukan terobosan out of the box agar kejadian ini tidak terulang dan merenggut banyak darah dan jiwa orang-orang tak berdosa!!!!!
Post Comment